26/12/13

Mengenal dan Menyikapi Syekh Abdulqadil Jainlan, rahimahuhllah. (1)

05.47

Beliau adalah Syekh Abdulqadir Abu Muhammad bin Abu Shaleh AbdullahAl-Jily, Al-Hambali.

Dilahirkan pada tahun 470 H (1077 M) di Jailan,sebuah perkampungan sekitar 40 km sebelah selatan dari kota Baghdad. Nama daerahinilah yang dinisbatkan pada namanya sehingga dia lebih dikenal dengan sebutanAbdul Qadir Jailani. Kadang 'Jailani' disebut juga dengan istilah 'Kailani',kadang juga disebut 'Al-Jiily'

Lahir dan tumbuh di tengah keluarga yang taatberagama. Bapaknya, Abu Shalih dikenal sebagai orang yang zuhud. Masa kecildilalui dengan gemar menuntut ilmu. Beranjak dewasa, di usia 18 tahun, padatahun 188 H, beliau pergi ke Baghdad untuk memperdalam ilmu agama. Maka beliaumenimba ilmu dari sejumlah ulama di Baghdad.

Guru yang paling berpengaruh baginya adalah AbuSa'ad Al-Mukharimi. Darinya Syekh Abdul Qadir mendalami fiqih mazhab Hambalisehingga mengantarkannya di kemudian hari sebagai salah seorang ulamaterpandang dalam mazhab Hambali. Bahkan buah dari ketekunannya dankepadaiannya, kurang lebih 30 tahun kemudian, syekhnya; Abu Saad Al-Mukharrimimenyerahkan madrasah yang dikelolanya kepada beliau untuk melanjutkannya. Makasejak saat itu, jadilah beliau pengajar di madrasah yang didirikan olehgurunya.

Setelah diamanahkan melanjutkan pengajian dimadarasah yang dirintis oleh gurunya, jadilah Syekh Abdul Qadir Jailani sebagaiulama terpandang di tengah masyarakat kota Baghdad. Banyak murid-murid yangberdatangan dan menuntut ilmu darinya. Di antara muridnya yang terkenal adalah Muwaffaquddinyang lebih dikenal dengan Ibnu Qudamah, pengarang kitab Al-Mughni yang menjadisalah satu rujukan utama fiqih dalam mazhab Hambali.

Selain dikenal dengan kedalaman ilmunya, SyekhAbdul Qadir Jailani juga dikenal dengan kemampuannya berbicara dan memberikannasehat yang sangat menyentuh hati. Hal itu ditambah dengan kepribadiannya yangdikenal sebagai orang yang zuhud dan tak banyak cakap. Maka wajar jika lambatlaut semakin banyak orang yang menghadiri pengajiannya. Banyak orang bertaubatdan masuk Islam setelah mendengarkan pengajiannya.

Satu hal lagi yang sangat khas dari riwayathidup Syekh Abdul Qadir Jailani adalah kisah-kisah tentang karomahnya. IbnuQudamah mengatakan, "Aku belum pernah mendengar orang yang banyakdikisahkan karomahnya selain beliau." Abdul Iz bin Abdussalam, ulama dalammazhab Syafii mengatakan, "Tidak ada riwayat yang sampai kepada kamitentang karomah seseorang yang disampaikan secara mutawatir selain Syekh AbdulQadir Jailani." Akan tetapi, menurut Adz-Dzahaby, penyusun kitab bioghrafipara ulama; Siyar A'lam An-Nubala, "Syekh Abdul Qadir Jailani adalah orangyang paling sering diceritakan karomahnya, namun banyak di antara ceritatersebut yang tidak benar."

Di antara kisah menarik yang dikutip olehAzzahaby dari  Ibnu Najjar dari Abu BakarAbdillah At-Taimi, dia mendengar Syekh Abduul Qadir Jailani berkata,

"Aku pernah mengalami masa yang sangatsulit, sehingga beberapa hari tidak makan. Sehingga aku mencari bekas-bekasmakanan, itupun sering kalah cepat dari orang miskin lainnya. Sehingga ketikamerasa aku sudah tak kuat lagi, maka aku berlindung ke masjid, seakan menunggukematian. Tak lama kemudian masuklah pemuda asing membawa roti dan daging, laludia mulai makan. Setiap kali dia hendak menyuap, mulutku pun terbuka. Lalu diamenoleh kepadaku dan memberikan makanannya. Aku menolak, tapi dia memaksa.Akhirnya dengan rasa menyesal aku memakannya. Lalu dia bertanya,
"Apa pekerjaanmu?"
"Sedang belajar ilmu agama?'
"Aku dari kampung Jailan. Apakah engkaukenal pemuda yang bernama Abduul Qadir yang dikenal cucu Abu AbdullahAsh-Shaumai yang zuhud itu?"
"Akulah orangnya."
Orang itu sangat terkejut… lalu berkata,
"Demi Allah wahai saudaraku, aku tiba diBaghdad dan aku membawa ongkos dari uangku sendiri. Aku tanya kesana kemaritentang engkau, namun tidak ada seorang pun yang memberitahu. Akhirnya uangkuhabis, aku bertahan hingga tiga hari, tidak ada biaya makanku kecuali darihartamu.  Maka setelah hari keempat, akuberkata bahwa kini telah halal bangkai bagiku. Maka aku gunakan uang titipanmilikmu untuk membeli roti dan daging ini. Makanlah, ini milikmu, sekarang akuyang menjadi tamumu."
Aku bertanya, "Bagaimana ini?"
"Ibumu menitipkan uang 8 dinar kepadakuuntukmu, demi Allah, aku tidak pernah khianat kepadamu hingga hari ini."
Maka akhirnya aku sambut dia, aku tenangkanpikirannya dan aku berikan sebagian uangnya kepadanya.

Berdasarkan semua itu wajar kalau banyakmurid-muridnya yang sangat mencintainya. Sebagian pada taraf berlebih-lebihan.Dari sinilah muncul beberapa sikap melampaui batas terhada Syekh Abdul QadirJailani dalam bentuk keyakinan-keyakinan yang tidak dibenarkan oleh syariat danbeliau sendiri tidak membenarkannya. Karena beliau adalah orang yang sangatmemperhatikan ketentuan syariat, khususnya dalam masalah halal dan haram.

Dikisahkan bahwa suatu hari Syekh Abdul QadirJailani suatu saat sangat kehausan. Tiba-tiba datang awan kepadanya danmenurunkan hujan gerimis, sehingga dia dapat minum dan hilang dahaganya, laludibalik awan itu muncul seruan: “Wahai fulan, aku adalah Tuhanmu, dan Aku telahmenghalalkan bagimu segala sesuatu yang diharamkan.” Maka dia segera berucap:  “Enyahlah engkau wahai laknat!”, kemudiandengan serta merta awan itu sirna. Ketika ditanya kepadanya dari mana dia tahubahwa itu adalah Iblis?!, beliau menjawab: “Dari ucapannya: Telah aku halalkanapa yang diharamkan.”

Di usia tuanya, Syekh Abdulkadir Jailani lebihsuka menyendiri di padang pasir dan menerapkan kehidupan zuhud. Beliau hiduphingga berusia 90 tahun. Wafat tahun 561 tahun, dimakamkan di sekolahnya, diBaghdad.

* Sumber: 

- Siyar A'lam An-Nubala, Adz-Dzahabi
- Karomatul Auliya'illah, Al-Laalika'i

*Tulisan akan berlanjut ttg tanggapan para ulamaterhadap Syekh Abdulqadir Jailani….insya Allah...

Written by

Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama'ah - Situs Islami Berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah sesuai pemahaman sahabat dan generasi terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Manhaj. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top