Di sebuah pesantren Seorang kiai memiliki burung Beo yang terlatih
mengucapkan kalimat dzikir seperti: Assalamu'alaikum, Subhanallah,
Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan lainnya
Suatu hari, pintu
kurungan terbuka & burung itu terbang bebas. Sontak para santri
mengejar burung milik guru mereka, sementara si burung terbang tidak
terkontrol dan tertabrak kendaraan yang melintas dengan kencang hingga
terkapar sekarat lalu mati.
Pa Kiai tampak berbeda usai burungnya
mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya. Para santri yang
melihatnya pun mengira Kiainya bersedih karena burungnya mati, mereka
berkata:
"Kiayi, jika hanya burung yang
membuat kiai sedih, kami sanggup menggantinya dengan yang bisa
berdzikir juga. Tak perlu kiai bermurung hingga sedemikian lamanya!"
Pa kiai menjawab: "Aku bukan bersedih karena burung itu."
Para Santri: "Lantas kenapa pa kiai?"
Sang Kiai: "Kalian melihat bagaimana burung itu sekarat setelah tertabrak?"
Para Santri: "Ya, kami melihatnya."
Sang Kiai: "Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK,,, padahal sudah terlatih berdzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA sakaratul maut menjemput, hanya perih yang terasa.
Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berdzikir, JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKARAT LALU BUKAN DZIKIR YANG KUUCAPKAN."
Semoga dzikir-dzikir yang senantiasa kita ucapkan dapat selalu kita resapi maknanya..
0 komentar:
Posting Komentar