Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda.
Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti
itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1]
Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi,
maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau
dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka
kurang lebih dia seperti itu.
Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus
untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau
berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena
itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika
saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2]
Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh.
Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan
teman [3]
Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan
hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.
Syaikh 'Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, "Sifat manusia adalah cepat
terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh
bahkan dengan seekor binatang ternak.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْفَخْرُ وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ
Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan
suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada
pengembala kambing [5]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta
akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan
mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika
dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu
apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh
.… maka bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan
Anda, paham perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak
Anda untuk memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat?
Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [6]
Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini
akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai
teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Berakidah Lurus
Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam
dan berakidah Ahlus sunnah wa -jamâ'ah. Bukankah kita semua tahu kisah
kematian Abu Thalib, paman Rasulullah?
Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada
tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam , Abu Jahl dan 'Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang
terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajak pamannya dengan berseru, "Paman! Katakanlah
lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan
bagimu di hadapan Allah." Dua tokoh kafir itu menimpali, "Abu Thalib!
Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?"
Tanpa henti, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam "menawarkan"
kalimat itu dan sebaliknya mereka berdua juga terus melancarkan
pengaruh. Sampai akhirnya Abu Thalib masih enggan mengucapkan lâ ilâha
illallâh dan tetap memilih agama Abdul-Muththalib.[7] Ia pun mati dalam
kekufuran.
Cobalah lihat buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya!
Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam di dalam hatinya.
2. Bermanhaj Lurus
Ini juga menjadi sifat mutlak yang kedua. Oleh karena itu, Islam
melarang berteman dengan ahlul-bid'ah dan ahlul-hawa'. Ibnu 'Abbâs
Radhiyallahu anhuma berkata, "Janganlah kalian duduk-duduk bersama
dengan ahlulhawa! Sesungguhnya duduk-duduk dengan mereka menimbulkan
penyakit dalam hati (yaitu bid'ah )."[8]
3. Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada
waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya
[al-Kahfi/18: 28]
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan,
"Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl
(mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan
subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya
di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu
orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang
kuat maupun orang-orang yang lemah."
4. Berakhlak Terpuji Dan Bertutur Kata Baik
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya [9]
Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah berkata, "Kami dulu selalu mengikuti Qais
bin 'Ashim. Melalui dirinya, kami belajar kesabaran dan kemurahan hati
sebagaimana kami belajar ilmu fikih."[10]
5. Teman Yang Suka Menasehati Dalam Kebaikan
Teman yang baik tentu tidak senang jika kawannya sendiri terjatuh dalam
perbuatan dosa. Jika Anda memiliki teman, tetapi tidak pernah menegur
dan tidak memperdulikan diri Anda ketika melakukan kesalahan, maka perlu
dipertanyakan landasan persahabatan yang mengikat mereka berdua. Ia
bukan seorang teman?
Salah satu ciri orang yang tidak rugi sebagaimana disebutkan oleh Allah
Azza wa Jalla pada surat al-'Ashr, mereka saling menasihati dalam
kebenaran dan kesabaran.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [11]
6. Zuhud Terhadap Dunia Dan Tidak Berambisi Mengejar Kedudukan
Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal
yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model
handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang
menjadi incaran kaum hedonis.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bersikaplah zuhud
terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah tidak
membutuhkan terhadap apa-apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan
mencintaimu."[12]
7. Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya
Tidak salah lagi, berteman dengan orang-orang yang punya dan mengamalkan
ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.
8. Berpakaian Yang Islami
Teman yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syariat,
kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata
dalam kitab al-Hilyah, "Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan
hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat
pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak
menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang
atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh."[13]
9. Ia Selalu Menjaga Kewibawaan Dan Kehormatan Dirinya Dari Hal-Hal Yang Tidak Layak Menurut Pandangan Masyarakat
Teman yang baik selalu memelihara dirinya dari perkara-perkara tersebut,
kendatipun merupakan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, bukan
maksiat. Seandainya suatu daerah menganggap bahwa main bola sodok adalah
permainan tercela (sebuah aib bagi orang yang ikut bermain), maka tidak
sepantasnya bergaul dengan orang-orang yang suka bermain permainan itu.
Betapa indah ucapan Imam Syâfi'i rahimahullah :
لَوْ أَنَّ اْلمَاءَ اْلبَارِدَ يَثْلَمُ مِنْ مُرُوْءَتِيْ شَيْئًا مَا شَرِبْتُ اْلمَاءَ إلاَّ حَارًّا
Seandainya air yang dingin merusak kewibawaanku (kehormatanku), maka saya tidak akan minum air kecuali yang panas saja [14]
10. Sosok Yang Tidak Banyak Bergurau Dan Meninggalkan Hal-Hal Yang Tak Bermanfaat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya [15]
Memang kelihatannya agak sulit mendapatkan teman ideal sesuai dengan
pemaparan di atas. Akan tetapi, dengan idzin Allah Azza wa Jalla
kemudian dengan usaha yang kuat serta doa kepada Allah, kita akan
mendapatkan orang-orang seperti itu.
Catatan Penting :
Perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan
mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak
bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita tidak
bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid'ah, orang-orang fasik dan
orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan
mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan
memperbaiki mereka.
Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi
kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada
diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul
dengan mereka. Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat
yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu
pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru
mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara
larangan.
Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-'Utsaimîn rahimahullah berikut,
"Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab
datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau
bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu
jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu
dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan
hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik."[16]
Di tengah masyarakat, jika Anda tidak memilih teman yang baik, maka
tinggal pilih; Andakah yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi
lebih baik atau Andakah menjadi korban pengaruh buruk lingkungan
(kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.
Wallâhul muwaffiq.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)
[2]. HR al-Bukhâri no. 3336 dan Muslim no. 6708
[3]. HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
[4]. Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah.
[5]. HR. al-Bukhâri no. 3499 dan Muslim no. 187
[6]. Khuthuwât ila as-Sa'âdah hlm. 141
[7]. Lihat al-Bukhâri no. 1360, Muslim no. 131 dan an-Nasâ'i no.2034
[8]. Asy-Syarî'ah, Imam al-Ajurri hlm. 61 dan al-Ibânah al-Kubrâ, Imam
Ibnu Baththah (2/ 438). Nukilan dari Mauqif Ahlis Sunnah wa Jjamâ’ah min
Ahlil hawâ' wal Bida', DR. Ibrâhîm ar-Ruhaili (2/535)
[9]. HR Abu Dâwud no. 4682 dan at-Tirmidzi no.1163. (ash-Shahîhah no. 284)
[10]. Al-'Afwu wa al-A'dzâr, Ibni ar-Raqqâm. Nukilan dari Sû'ul Khuluq, Muhammad Ibrâhîm al-Hamd hlm. 134
[11]. HR. al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 40 , an-Nasâ'i no. 5031, at-Tirmidzi no. 2515 dan Ibnu Mâjah no. 66
[12]. HR Ibnu Mâjah no. 4102 (ash-Shahîhah no.944)
[13]. At-Ta'lîquts Tsamîn 'ala Syarhi Ibni al'Utsaimîn li Hilyati Thalabil 'Ilmi hlm. 107
[14]. Manâqib asy-Syâfi'I, Imam ar-Râzy hlm. 85. Nukilan Ma'âlim fi Tharîq Thalabil'ilmi hlm. 166
[15]. Hadits shahîh riwayat at-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Mâjah no. 3976
[16]. At-Ta'lîquts Tsamîn 'ala Syarhi Ibni al'Utsaimîn li Hilyati Thalabil 'Ilmi hlm. 24
Oleh: Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc
Sumber: almanhaj.or
19/01/14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar