Di zaman dahulu, bercanda dan membuat tertawa itu hanyalah dilakukan
oleh pribadi-pribadi tertentu. Namun sekarang, grup lawak bermunculan
seperti jamur di musim hujan, diperlombakan, dan dipertontonkan serta
dibayar dengan honor tinggi. Setan telah menjerat banyak orang dalam
kesesatan dan memanfaatkan mereka sebagai perangkap. Semoga Allah Azza
wa Jalla menjaga kita dari segala jebakan setan.
Sesungguhnya banyak canda akan menjatuhkan wibawa, menyebabkan dendam
dan permusuhan, serta mematikan hati. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda :
لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
Janganlah kamu memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu
akan mematikan hati. [HSR. Ibnu Mâjah, no. 4193; dishahîhkan oleh
al-Albâni dalam Silsilah ash-Shahîhah, no. 506]
Apalagi jika banyak bercanda ini ditambahi dusta, maka jelas akan lebih
berbahaya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammemperingatkan dengan sabda
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بِالْحَدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Kecelakaan bagi orang yang menceritakan suatu, lalu dia berdusta untuk
membuat orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya ! Kecelakaan baginya !.
[HSR. Tirmidzi, no. 2315; Abu Dâwud, no. 4990; dishahîhkan oleh
al-Albâni]
Namun demikian jika canda itu dilakukan kadang-kadang dan dengan perkataan yang
benar serta dilakukan kepada orang-orang yang membutuhkannya, seperti
anak-anak, wanita, sebagian orang laki-laki, sebagaimana canda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hal itu tidak mengapa. Karena canda
akan menyenangkan hati dan menyegarkan suasana. Sebagian ulama
menyatakan bahwa canda dalam perkataan itu seperti garam dalam makanan.
16/01/14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar